Kamis, 14 Agustus 2014

Hikmah dan Perpindahan Instan

Assalamualaikuuuummm waaaaaaaah halo semuaaa!!! 

Lama banget gila gue tinggalin ini blog. First of all laptop gue rusak kemaren kesiram air di tas sekolah -___- alhasil berbulan-bulan gue ga online.... Beside that gue kemaren2 emang lagi sibuk bangettt dan males buat online ya secara kemaren gue harus nyelesein tugas dalam jabatan sebagai Ketua BTC SMANSASI, dan Koor Sekbid 10 OSIS SMANSASI periode 2012/2013 (gaya dikit...) wkwkwk, dan juga ya sibuk les untuk persiapan UN dan tes2 masuk kuliahlaah.

Wanna tell you my story so faaaaar when I was away ehehe.. 
Disini gue mau cerita tentang momen terpenting yang semoga bisa dijadiin bahan pelajaran untuk semua yang baca blog gue khususnya anak2 kelas 12 yang tahun depan lanjut kuliah..

1. Kebingungan mencari jurusan dan kuliah

Pas banget naik kelas 12, semua anak kelas 12 gak cuma gue pasti udah megang target mau kemana dan ngapain abis lulus dan umumnya mau lanjut kuliah dong. Gue pun mencari-cari apa kira2 yang bagus untuk studi lanjut gue. Dulu gue demen nonton ILC si TvOne, makanya gue tertarik ke hukum UI.. Namun apa daya nyokap ga ngizinin karena dia takut gue kerjanya nanti akan berefek buruk di afterlife nanti..you knew what I mean laah. Gue pun nurutlah sebagai anak yang baik O:) wkwk.. Dan pada intinya gue gapunya target mau lanjut kemana dan univ mana. Yang gue pengen dan selalu disebut dalam doa adalah gue mau bisa sekolah yang membawa gue bisa jadi orang yang sejahtera, makmur, materi/harta dan morilnya. Sebab gue pengen banget bisa bahagiain orangtua secara materi maupun moril, secara materi ya karena gue juga bukan orang kaya ya biasa2 ajalah.., gue juga punya banyak saudara sedarah baik itu yang dekat maupun jauh yang hidupnya ga seberuntung gue dan itu bikin motivasi gue supaya bantu, dan motivasi terbesar gue pengen bikin Indonesia bangkit, makmur dan sejahtera, baik masyarakatnya, alamnya, kekayaannya bisa dipake sendiri. Intinya pengen bantu orang banyak. Kalo gue belum sejahtera gimana bisa bantu orang lain sejahtera? Dan ingat ga hanya sejahtera secara harta, tapi juga moril.

Menjelang pendaftaran SNMPTN Undangan, ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember) dateng ke sekolah gue ngasih penyuluhan dan promosi gitu.. Gue pun tertarik, gue konsultasi ke bokap yang kebetulan lulusan teknik dan gue disaranin Teknik Industri aja.. Nyokap nglarang banget gue di ITS karena alesan jauh. Maklum gue anak tunggal dan gue juga ngerti perasaan dia. Namun karena keinginan kuat akhirnya gue maksa dan tetep daftar kesana karena bokap pun ngizinin. Gue ngarep banget lulus di ITS karena ya bisa dapet sekolah bagus dan biaya yang murah. Wajar kan gue gamau nyusahin ortu dengan sekolah yang mahal. Pilihan gue di undangan itu:
1. Teknik Industri - ITS
2. Teknik Mesin - ITS
3. FTI - ITB (Ini udah gue anggap angus dari awal wkwk untuk syarat ada univ yang se-domisili sama wilayah sekolah kita)

Kemudian juga gue dapet kesempatan untuk ikut PPKB UI, jalur masuk UI tanpa tes, gue pun pilih jurusan Teknik Mesin (ini random). Padahal ada temen gue yang nilainya di atas gue cuma gue ya pede ajalah kali UI nerima 2 orang. Gue juga ngarep kan di UI karena kalo ga keterima undangan kan langsung ambil aja UI nya.


2. Falling Down

Hari-hari sembari menunggu pengumuman hasil SNMPTN Undangan gue pake untuk tetep les persiapan kalo ga lulus jalur undangan/PPKB. Ya karena nilai raport gue paling unggul di satu sekolah untuk ke jurusan Teknik Industri ITS, gue agak males lah lesnya ngrasa aman.. Setiap selesai solat gue selalu berdoa supaya keterima, dan gue juga minta kalo ga keterima supaya gue bisa ikhlas dan semangat belajarnya.

Tanggal 27 Mei pengumuman dan gue gak keterima. Gue nangis laah gue nabung nilai dan menjaga nilai coyyy dari semester 1 kelas 1. Gue bukan sombong tapi sampe semester 5 kelas 3 SMA gue selalu masuk 10 besar ranking di kelas..tertinggi ranking 3 terendah ranking 8 naik turun. Dan untuk nilai terbilang stabil. Cuma satu pelajaran yang sempet turun tapi itupun sekali aja dan sisanya naik terus. Gue nangislah begitu ga keterima. Gue mau ikhlas tapi sulit..tapi ya mau gimana wong ga keterima. Nyokap bokap ya menenangkan gue bilang kalo belum keterima ya gapapa kan masih ada kesempatan. Mereka nyemangatin gue. Yang bikin down itu di saat temen2 yang lain udah dapet kuliah dan gue belum.. Nyesek, lemes seharian, gue tau rasanya gaenak banget dan percuma temen2 atau siapapun yang ngeluarin kata2 mutiara itu gaakan nyembuhin. Les pun lemes, ngapa2in gaenak rasanya.

Tanggal 30/31 Mei gue lupa, gue deg2an nunggu hasil PPKB dan kembali pahit, gue ga keterima. Gue ga nangis saat ini karena emang harapan utama gue itu jalur undangan walaupun gue juga ngareplah kalo lolos PPKB.. Stres dong pastinya belum dapet kuliah padahal udah punya rencana banyak banget buat liburan wkwkwkwk.... Yaa intinya gue udah ngrasain sensasinya down jadi gue tau kecewanya kayak apa, gaenak.

3. Rising Up and Creating The Scenario

After taking all the pain, it isn't have to take your time running out lah for your tears. Buat gagal jalur undangan gue down seminggu, dan begitu ga keterima PPKB gue rehat 1 hari untuk nenangin diri dan mikir mau kemana dan apa langkah gue begitu nerima kenyataan ini. 

Gue tau pasti sulit banget ga kepikiran kecewanya. Cuma mungkin ya karena gue udah doa supaya ikhlas, gue bisa susun rencana langkah "plan B" lah.. Gue cari dan catet semua tes masuk ke kuliah. Yang terdekat pasti SBMPTN jalur tulis kan untuk ke PTN sampe ke UM Unsoed yang paling belakangan. Gue juga wanti2 kalo ga keterima juga di negeri. Akhirnya gue cari swasta dan milih Telkom University melalui jalur JPA 2 tanpa tes gitu, gue milih ke Teknik Industri. Gue juga ga menutup diri untuk daftar ke PTK(perguruan tinggi kedinasan). Gue nyari beberapa PTK yang membolehkan tarunanya boleh pake kacamatan maks. 2 dioptri (minus/silinder) dan hanya beberapa PTK. Gue seleksi aja sesuai prospek sesuai cita-cita gue. Gue berminat ke Diklatnya Kementerian Keuangan yaitu STAN, Diklatnya BPS yaitu STIS, dan Diklatnya Kementerian ESDM yaitu STEM Akamigas. Tapi tes STIS ternyata udah kelewatan dan STAN masih lama tesnya, jadinya gue pilih ikut tes di STEM Akamigas. Setelah itu, gue daftar dan tes SBMPTN dengan passing grade yang paling mungkin gue jangkau karena trauma ga keterima di PTN wkwk ngaco abis pilihannya. Dan gue juga ikut tes SIMAK UI. Intinya bener2 "plan B" dan out of the scenario lah wkwkwk.. Inilah detail "plan B" yang tanpa arah dan tujuan mau ke jurusan apa (gak maksud sombong):

1. Telkom University - Teknik Industri (diterima)
2. SBMPTN
    a. SITH-Rekayasa - ITB; PG 2013: 32% nan (ga diterima)
    b. Ekonomi Sumberdaya Lingkungan - IPB; PG 2013: 24% nan (ga diterima)
    c. Silvikultur - IPB; PG 2013: 20% nan (ga diterima)
3. PTK STEM Akamigas - Teknik Pengolahan Minyak dan Gas (diterima)
4. SIMAK UI
    a. Teknik Industri (paralel)
    b. Teknik Mesin (paralel) - (diterima)
    c. Teknik Sipil (paralel)

4. Try To Be A Wise Man

Setelah alhamdulillah diterima gue pun lantas kembali bingung. Namun bingung juga akan pembaca rasain kalo di posisi gue. Gue meminta dan menerima saran dari banyak orang gimana baiknya. Gue juga mempertimbangkan dari segi biaya, restu orang tua, dan tentunya prospek terbaik untuk mencapai cita2 gue. Dan alhamdulillahnya orang tua gue kebetulan memberi lampu hijau terhadap apapun pilihan gue. Kalo kemampuan orang tua gue terbatas mungkin gue akan pilih yang paling terjangkau. Soal restu orang tua, alhamdulillah semuanya merestui walaupun nyokap lebih ingin gue yang deket aja di UI tapi dia toh memberi kebebasan. Dan ketika di posisi ini yang paling tepat adalah rasionalitas dan jangan menutup diri dari berbagai pendapat orang lain walaupun lo harus punya prinsip/visi hidup yang ga bisa diganggu gugat.

Dengan berbagai pertimbangan berdasarkan kriteria yang gue buat akhirnya gue milih di PTK STEM Akamigas yang dengan harapan bisa mencapai cita2 gue tadi. Banyak pro-kontra lah sama pilihan gue dari saudara2, temen2, dll. Cuma namanya hidup kan pilihan dan ini pilihan gue. Ada saatnya kita emang dihadapkan sama pilihan2 yang sulit dan yang akan tetep nentuin adalah diri kita sendiri dengan minta bantuan tak lain dan tak bukan adalah ke Allah SWT.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Soo pada intinya alhamdulillah gue puas dan beruntung atas apa yang sudah diraih dan di restui oleh Tuhan, Allah SWT. Walaupun keinginan gue pada awalnya tidak tercapai namun apa daya kalo Tuhan tidak merestui? Yang pasti pesen gue semakin banyak masalah kita itu justru harus selalu mendekatkan diri pada Tuhan, bukan depresi dan stres. Jangan menutup diri untuk perpindahan instan sejauh itu ga mempengaruhi visi lo bro, dan mungkin pada akhirnya ini semua hikmah kok, apakah gue yang ga nurut orang tua, apa perhitungan gue salah, apakah rajin belajarnya kurang, doanya kurang, dll yang intinya sebenernya membentuk kita untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tuhan bakal ngasih yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan karena Tuhan tau yang kita butuhkan walaupun dengan angkuhnya kadang manusia ngrasa gabutuh itu sadar/tidak dengan syarat live your life by The God's Guidance. Semoga pengalaman nyata gue ini akan berguna dan menginspirasi para pembaca..... :)

BTWWW gueee sedih karena gue harus mulai masuk asrama 23 Agustus 2014 ini dan ada aturan yang ga memungkinkan gue untuk leluasa online jadi jarang bisa ngeblog lagi  :( :( tapiiii akan diusahakan ko eehehe....
Gue juga pamit dan mohon doa restunya ya dan semoga sukses di perantauan and Next: Taklukkan Cepu!!haha, gue juga doain semoga keinginan para pembaca tercapai dan berhasil!!! Tetap semangat dan ini quote dari Steve Jobs yang sangat memotivasi gue all the time!!  

Wassalamualaikuuuum