Kamis, 11 Desember 2014

Sampah... Tapi Enak!

Malam! Malam! Malam!

"Itulah kata-kata yang terbesit di benakku ketika komandan mengucap selamat malam.
Sewindu apel malam datang, sinar bulan menerangi ditemani sinar lampu gudang asrama yang begitu terang menghalangi pandanganku sehingga aku tidak bisa melihat wajah, dan perut bundar komandan. Aku tertawa ha..ha..HA. Eh...aku tidak sadar ternyata komandan bisa melihatku dengan jelas tatapan yang tajam (lho kok bisa lihat matanya ya, bukannya gue bilang tadi gabisa lihat wajahnya ya??). Oh anggap saja itu feeling seperti cream pie yang kering, hangat keluar dari cetakan kue pie.

Komandan berteriak "Kekuatan!"... Gue harus jawab 55! Padahal gue pengen jawab 69!"

-By Dhimas Surya H. (temen, masa?)



HAHAHAHAHA 

diatas cuma becandaan yang garing dan gak bakal bikin orang ketawa bagi yang gak paham,yang paham aja ga ketawa(?). 
Ahhh kok tiba tiba jadi sakit perut ya... Oh iya gue jadi inget, hari ini gue makan nasi kucing yang murahnya setengah mati di Cepu. Modal goceng udah kenyang. Isinya ada usus busuk, telor busuk, hahaaaa ya gatau sih busuk apa engga (astagfirullah maafin baaang..), tapi sumpah menurut gue enak buaaaangeeeettt terutama usus, terus dibakar, dikasih kecap, dan rasanya wawww...mungkin cuma kalah sama Foie Gras. Cieee gatau Foie Gras ya?? Samaaa makanya googling laah ahaha... Intinya kedua makanan itu sama-sama busuk tapi ENAAAK. 

Setelah gue sadar kebusukan berupa makanan tapi nikmat itu bisa di analogikan dengan berbagai macam hal. Salah satunya sikap wanita. Gue mencoba selalu respect sama wanita secara nyokap gue wanita. Namun ketika gue cuma niat kenalan, ngobrol, sharing berbagai hal yang gue rasa akan indah kalo bisa sharing banyak hal sama seorang wanita 'itu', wanita itu malah forgetting world and dont know much if she made me interesting her a little much. Lah siapa suruh cantik? Gue baca blognya, dan yap cerdas tapi gak suka cowo kayaknya. Sebut saja wanita ini X. X ini punya temen yang dulu adalah temen gue pas SMA. Gue pengen kenalan karena ya, cantik, Tapi gak semata-mata itulah. First impression karea cantik itu bukan berarti gue ingin sesuatu yang lebih, makanya X... jangan geer napa. Yaa jangan kesel juga kalo gue gangguin, kan tinggal bilang aja kalo gasuka, pasti "I'm Copy That". Itu kenapa hal kayak gitu, bikin Sampah... Tapi gue yakin kalo lo mau ngbrol dan kita kenalan, pasti bisa ambil sisi positif dari diri kita masing-masing dan jadi Enak.

Beberapa waktu lalu gue ketemu mantan, gue ketemuan di stasiun jatinegara. Kita ngobrol lumayan banyak hal kayak apa yang dia pelajari di kampusnya, begitu juga di kampus gue, ya intinya silaturahmi aja ngobrol tentang our new life. Nah, hal kayak gini juga bisa diklasifikasikan sebagai Sampah Tapi Enak! Ketika hubungan dengan mantan yang notabene agak gaenak dan sampah, tapi akhirnya bisa kok jadi enak-enak aja, jadi akur.

Kita juga bisa lihat sampah-sampah itu bahkan dari kehidupan kita sebagai mahasiswa/i. Gak munafik di antara kita ada yang kuliah ya masuk sih kelas, tapi gaada ilmu dan begitu ada ujian tinggal liat temen, atau bikin tugas tapi tinggal nunggu temen selesai. Hal-hal kayak gini juga Sampah...Tapi Enak! kan? 

Jadi...gue mikir nih, kenapa gue harus protes atas sikap X ini padahal sudah dianalogikan sama usus, mantan, dan kehidupan mahasiswa? Padahal itu sampah tapi enak kan? Sama-sama sampah tapi (harusnya) enak kan?? Trus kenapa di hati rasanya gaenak?? Yaa pada dasarnya gue yang gakbisa ikhlas. Gabisa ikhlas menerima kalo orang yang belum pernah ngobrol langsung itu gaakan mau kenal lebih jauh kecuali mungkin gue ganteng jadi si X tertarik liat ava line gue. Gue juga yang gak bisa terima kalo X gaakan mau kenalan apalagi deket sama orang yang "mindless when talking to a girl" kayak gue. Gue juga yang gakbisa terima kalo emang faktanya saat orang yang lagi fokus-fokusnya berkonsentrasi di bidang yang dia tekuni risih diganggu. Jadi... Conclude by yourself deh. In this post, I am really sorry for everything make this woman, X, really uncomfortable. Di dalam hati hanya satu keinginan bahwa sebenarnya ingin jadi teman, walau sebatas teman chat, ngobrol tentang politik, musik, world news, life, study...ya gak tau kenapa rasanya dia bisa diajak ngobrol kayak gitu. Mungkin belum waktunya jadi teman, belum waktunya mau maafin, belum waktunya X mau nengok ke suatu sudut ruangan dan memperhatikan satu titik kecil yang 98% gak kelihatan dan memang tidak berkenan untuk dilihat. Jadi...ya RIP for me. Semoga (walaupun)Sampah (akhirnya)Tapi Enak! di hati.

Malam! Malam! Malam!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar