Senin, 09 Januari 2012

Anak Pertama dan Anak Terakhir (part 2)


Oke gua bakal nyeritain sekilas kisah cinta pertemuan ortu gua.

Dulu, ortu gua tinggal bertetangga di daerah Utan Kayu Jaktim. Perbedaan umur bapak gua yang lebih tua 6 tahun membuat bapak gua amat dewasa dan kelewat dewasa karena akil balig terlalu cepat. Hal yang membuat ibu gua klepek-klepek di hadapannya, bukan karena ketampanannya tapi karena takut dikentutin. Ya, bapak gua mendapat gelar Master di bidang kentut. Dia bisa melakukan combo berkali-kali. Catatan rekor kentutnya bisa sampai 6 kali kentut dalam sekali mengeluarkan angin dengan nada bersambung, prepet (5 detik)..prepet (5 detik)..dan seterusnya.. Ibu gua yang telah jatuh hati juga tidak mau kalah karena beliau juga memiliki skill yang lumayan di bidang kentut yaitu kentut yang akan menghampiri lo tanpa permisi dan akan membuat tenggorokan lo tersedak. Maka lo bisa bayangin perpaduan antara dua macam kentut tadi seperti apa. Mungkin hal itu juga yang membuat mereka bersatu. Oke lanjut lagi, walopun orangnya diam, bapak gua juga sangat senang berorganisasi dan berkomunikasi dengan tetangga. Beliau pernah jadi ketua karang taruna dan juara bertahan main catur antar rt. Hal itulah yang mempengaruhi hubungan antara ibu dan bapak gua. Bapak gua 10 bersaudara dan suka main ke tempat ibu gua bersama adik-adiknya. Sehingga dari situlah bibit-bibit cinta tumbuh. Mata mereka bertemu, kenalan, dan ngobrol. Ya dari situlah hubungan keduanya terus dijalin. Seperti dalam sinetron, ibu dan bapak gua juga merasakan bermain gitar bersama di saat hujan di warung sekitar rumah mereka walopun sering diusir karena berisik. Setelah ibu gua lulus SMA, beliau pindah ke daerah Pondok Gede. Jadi repot karena bapak gua hatinya ingin ikutan pindah juga kesana. Namun itulah perjuangan cinta dengan terseok-seok namun tak ngesot, bapak gua tetap mengejar cintanya hingga ke Pondok Gede. Mereka pacaran putus nyambung tapi ga serumit ftv alay. Mereka sangat konsisten dan saling menguatkan sehingga putus nyambung bukan menjadi masalah namun beralih menjadi hobi. Bapak gua orangnya kurang romantis, pernah suatu saat mereka sedang jalan berdua dan ibu gua tertinggal di ujung jalan ketika menyebrang. Beliau salah menggandeng tangan karena yang digandeng adalah belanjaan. Ibu gua merengut di ujung jalan dengan wajah meringis dan bibir berbentuk tanjakan nagrek. Dan bukannya menjemput di ujung jalan, bapak gua malah menunggunya dan akhirnya ibu gua menghampiri bapak gua. Ya, romantis sekali ibu gua. Akhirnya mereka pulang dengan ibu gua memimpin di paling depan. Selayaknya laki-laki lain, bapak gua juga ingin membahagiakan kekasihnya dengan menjadi laki-laki romantis. Dia mencari dan mengumpulkan banyak literatur, buku, majalah, bahkan bungkusan cabe yang berhubungan dengan “Menjadi Laki-laki yang Romantis”. Walaupun kenyataannya yang di dapat sering berupa kemarahan karena buku yang dibaca itu minjem dan belom dibalikin atau bahkan sisa cabe. Nah, setelah bapak gua berhasil mengumpulkan berbagai informasi, beliau mengajak doi-nya kencan. Warung seafood jadi pilihan kencan mereka. Di kala menunggu pesanan datang, obrolan jadi bahan yang sangat tepat untuk membuktikan keromantisan seorang laki-laki. Lalu bapak gua berkata dengan cool-nya “Yang.. Coba tutup deh mata kamu.” “Emang mau ngapain sih?” balas ibu gua. “Mau combo kentut! Ya enggalah mau.. Ya adadeh pokoknya tutup mata dulu aja.” Karena rayuan yang sangat nusuk ke jantung, akhirnya ibu gua setuju untuk memejamkan mata. Dengan ilmu keromantisan otodidak dari tukang sayur, bapak gua menyentuhkan kuncupan jari tangan ke bibir ibu gua jadi seakan-akan mencium. Namun ibu gua langsung melek dan berkata “Ih apaan sih..” dengan muka merah seperti nahan buang air namun tersipu malu karena ternyata mas-mas pelayannya udah datang dan bengong ngeliatin ortu gua pacaran. Makan malam itupun berlangsung sukses dan bapak gua sukses menjadi algojo perebut hati sang kekasih. Mereka pun memutuskan menikah dan untungnya saja nenek dari ibu gua tidak mempersoalkan soal agama demi kebahagiaan anaknya. Akhirnya meletuslah pernikahan itu tanggal 29 Desember 1994. Indahnya dunia pasti saat itu, pernikahan  dengan adat jawa bertempat di kediaman ibu gua. Mereka melalui prosesi mandi pake air dukun yang gangerti apa efeknya tapi yang pasti mereka jorok saat itu karena mandi ga pake sabun dan tidak gosok gigi. Ibu gua juga bercerita pernikahan ibu gua dinodai dengan insiden berdarah. Mau tau kisah selanjutnya? Tetap menanti di http://0-fanspage.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar