Naik kelas pun terjadi, temen-temen gua yang ilernya kemana-mana, bulu keteknya kemana-mana, dan sering boker di celana, sekarang sudah jadi tambah dewasa. Mereka udah mulai bawa harum wangi kemana-mana. Ada yang nglanjutin ke SD Mutiara, ada juga yang masuk ke sekolah lain. Saat kami ingin melanjutkan ke SD, kami semua dikumpulkan dalam satu hari di mana kami dibagi-bagi ke dalam kelas-kelas untuk mengikuti seleksi apakah kami layak belajar di sana. Seleksi itu juga mepengaruhi ke kelas mana kita akan masuk. Waktu itu angkatan kami jumlahnya tidak terlalu banyak sehingga hanya akian diseleksi menjadi 4 kelas yaitu kelas 1 A, 1 B, 1 C, dan 1 D. Penyeleksian dilakukan berdasarkan nilai saat kita tes pada hari itu. Gua inget banget ketika gua menghadapi tes matematika atau hitung-hitungan (matematika), gua ditempatkan di kelas 3 A. Saat itu gua udah nganggep diri gua ya lumayan mampu pelajaran itu sehingga membuat gua jadi setengah waras. Gua jadi tidak normal, tidak seperti anak-anak lain ruangan tersebut. Anak-anak lain mukanya tegang, diem, kayak nahan boker. Sedangkan gua cengar-cengir, senyum-senyum dengan mata kemana-mana. Semua orangtua menunggu dari luar dan beberapa di antaranya melihat ke dalam untuk mengawasi anaknya. Menjelang tes seleksi akan diadakan, suara rintihan anak tiri mulai terdengar. Ya, suara tangis. Ada yang nangis satu orang, dia amoy. Matanya sipit dan silahkan bayangin kalo nangis udah kayak gak punya mata. Bibirnya kayak tanjakan cipularang dengan rambut yang di kepang. Kasihannya ternyata orangtuanya tidak mendampingi dan akhirnya tim SAR menyelamatkan anak tersebut ke ruang isolasi agar tidak mengganggu kami. Setelah amoy itu terurus, seleksi pun dimulai. Kami semua sudah menyiapkan alat tulis masing-masing. Guru pengawas pun datang dan segera membagikan kertas tes. Gua dengan masih senyam-senyum mulai mengerjakan, ya alhamdulillah gak kesusahan sih waktu itu. Sembari mengerjakan, terkadang gua melihat ke segala arah. Gua perhatikan ada yang tenang, ada yang panik kayak ibu-ibu belanja baju diskon 70%, ada yang keringetan kayak abis ngangkat kebo, dan bahkan ada yang mukanya merah kayak ngeden boker. “TEEEEET!” bel berbunyi menandakan kami semua harus sudah berhenti mengerjakan soal. Gua sih santai karena udah selesai dan langsung pulang menghampiri ibu gua yang ternyata sedang asiknya makan rujak di luar sekolah. Bunyi rintihan anak tiri terdengar di mana-mana. Sebagian besar ngomong, “Mama! Mama! Soalnya susah banget !! Huaaa.” Namun ada juga yang bilang, “Mama! Mama! Aku cepirit maa abisnya pengawasnya sereeem..” Selesai dari situ gua dan ibu gua segera pulang. Beberapa minggu kemudian, pengumuman tes kemarin pun diumumkan. Daftar siswa yang diterima dan masuk kelas mana di tempel di sekolah. Akhirnya jam 09.00 gua dan ibu gua segera berangkat. Kebetulan ada motor nganggur karena hari itu hari Sabtu jadi bapak gua libur. Saat ingin berangkat ibu gua berkata, “Sudah siapkah kamu sayang? Pegangan ke ibu kita akan menempuh perjalanan ini!” “Siap bu!” kata gua dengan polosnya karena gua gatau waktu itu ibu gua lebay. Kita pun ngebut lumayan, 10 km/jam. 10 menit kemudian kami sampe dan segera memarkirkan kendaraan kami. Namun ibu gua langsung alih profesi karena kebablasan memarkirkan motor para orangtua lainnya. Kami langsung bergegas menuju tempat di tempelnya pengumuman. Hari itu kayak pasar penuh banget sumpek bagaikan semua pedagang pindah ke sekolah gua. Ada yang buka lapak di kantin, di kelas, bahkan di tengah lapangan sambil goyang gayung. Ya, dia itu penjual gayung. Gua tidak bisa menjangkau pengumuman itu, gua masih pendek. Dan ibu gua juga pendek jadi kami sulit untuk melihat. Selain itu, pantulan sinar dari amoy dan ahong juga amat mengganggu. Akhirnya gua berusaha nyempil-nyempil ke barisan yang sesak itu. Ternyata, di dalam barisan juga banyak yang lagi nyempil dan kesesakan itu merenggut berbagai korban. Ada yang tangan anak-anak yang terjepit di ketek, rambut yang nyangkut ke gigi orang, dan bahkan kepala yang terbawa di selangkangan. Ya, kasian sekali. Akhirnya melihat kejadian itu, gua mengurungkan niat untuk ikut nyempil. Gua dan ibu gua memilih sabar sambil makan mie gelas 800 perak di kantin. Setelah lumayan sepi, ibu gua pun melihat. “Bayu! Kamu gimana sih kok masuk kelas 1 D??” ibu gua marah. “Tidaak muuungkin!!!” kata gua dengan panik. “Oh iya itu Bayu Christianty.” balas ibu gua. Ternyata nama bayu juga berlaku untuk bencong, gua sangat depresi. “Ahaha gitu dong anak ibu! Kamu masuk kelas 1 A, Bay!” kata ibu gua dengan nada senang. “Yeaaaaay!” teriak gua senang. Gua langsung mengangkat tangan di sela-sela keramaian itu, gua langsung sujud dan melakukan ibadah solat disitu, tak lupa dengan dzikir dan bersedekah serta puasa 5 waktu. Setelah itu pun gua segera ke ruang TU untuk membayar semua biaya untuk masuk ke SD itu. Tak lupa sedikit kedipan gua lakukan ke mata petugas TU, ternyata dia masih setia sama gua. Dengan kegembiraan pun gua pulang dan bersiap menjalani hari-hari yang sangat menyenangkan walaupun sedikit kampret di SD. Bukan hanya sekedar naik kelas, kita diajarkan juga untuk menjadi semakin dewasa dan semakin bijak. Jangan lupakan kedipan mbak-mbak petugas TU. Pengorbanan orangtua kita, harus kita balas dengan prestasi yang baik, sesungguhnya senyum mereka adalah kebahagiaan yang Tuhan berikan kepada kita. Dan semakin umur kita bertambah, orangtua bukan semakin melepas anaknya namun justru akan semakin sayang terhadap anak dan kita jangan malah semakin menjauh namun justru harus semakin mendekat sebelum kita menyesal, karena semakin tua umur kita, maka semakin orangtua akan menjauhi kita perlahan-lahan tanpa kita sadari. :)
Me On Facebook!
Me On Twitter!
Archive
-
▼
2012
(27)
-
▼
Januari
(12)
- Bukan Hanya 'Sekedar' (part 3)
- Update Status BlackBerry Asli
- Bukan Hanya 'Sekedar' (part 2)
- Bukan Hanya 'Sekedar' (part 1)
- CARA GANTI NAMA YANG SUDAH TIDAK BISA DIGANTI LAGI
- Anak Pertama dan Anak Terakhir (part 3)
- Anak Pertama dan Anak Terakhir (part 2)
- Anak Pertama dan Anak Terakhir (part 1)
- BUKANLAH SIAPA KAMU, TETAPI APA YANG SUDAH KAMU LA...
- FIFA 11 DIGILOOPS INDONESIA EDITIONS
- Makna yang Tersirat Di Kata-kata Film Spongebob
- Hack Biling Waktu Warnet (khusus Biling Explorer d...
-
▼
Januari
(12)


Kamis, 26 Januari 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Guests
Popular Posts
-
Kisahnya sepupu gua nama panggilannya Ipung, dia sangat aktif dan terlalu aktif waktu kecil sehingga dia memutuskan untuk berpetualang di...
-
Kalo ngomongin soulmate, pasangan jiwa, pasangan hidup, takdir hidup, itu gak akan ada abisnya. Semua orang menuntut kesempurnaan. Tapi gak...
-
Kepada khalayak dunia maya diri penulis mengucapkan Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW untuk umat Islam dan Selamat Tahun Baru 2015 untuk sem...
-
Halooo semuaaa!!! This post is edited previous post! Isinya karya itu gue sama sepupu gue @littlegita yang bikin seperti duo musik yang dul...
-
1. INCLUDE INDONESIA LEAGUE (DIGILOOPS INDONESIA LEAGUE) 2. INCLUDE 8 STADIUMS IN INDONESIA * GELORA BUNG KARNO STADIUM * BRAWIJAY...
-
Halooo!!! kembali masyarakat dunia maya yang gua cintai.. Apa kabar kalian semua?? Hahaha udah lama nih gua ga ngeblog. Biasa sebagai anak ...
-
Hai ceman-ceman para citizen dunia maya yang makin galau malam ini. Eaaa.. Apa kabar lo semua? Semoga sehat :) Malam ini gua mau curhat sed...
-
Ketika semua ulangan semester, remedial, serta berbagai tumpukan tugas kita selesai, barulah gue ngrasain apa yang namanya oksigen murni. B...
-
Oke gua bakal nyeritain sekilas kisah cinta pertemuan ortu gua. Dulu, ortu gua tinggal bertetangga di daerah Utan Kayu Jaktim. Perbed...
-
Hmm.. Kali ini gua mau bahas soal yang namanya Ce-I-eN-Te-A. Kalo ngomongin soal cinta, itu gak akan ada habisnya. Bagaikan hape, cinta ...
Members
About Me
- Bayu Ajip
- Nama gue Bayu Aji Prasetyo, biasa dipanggil Ajip. Buat blog hanya ingin ngobrol, cerita, curhat, suer gak muna. Dan paling enak ngobrol itu sama layar postingan, dan...ngobrol. Oiya, gue mahasiswa refinery engineering yang punya cita-cita besar setidaknya berperan dalam perjalanan NKRI, tumpah darah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar