Kamis, 19 Januari 2012

Bukan Hanya 'Sekedar' (part 2)

Setelah menimba ilmu di sana, lulus dari playgroup gua lupa tuh kayak gimana. Yang pasti gua ingat betul ketika ingin melanjutkan ke Taman Kanak-kanak. Ketika itu pada pagi hari gua biasa dibedakin half face lalu diseragami yang sangat rapih oleh ibu gua. Rencananya gua akan dimasukan ke TK yang beryayasan sehingga gaperlu repot lagi nantinya kalo mau nglanjutin ke SD. Berhubung bapak gua ada tuntutan pekerjaan, beliau gabisa nemenin gua dan ibu gua untuk cari sekolah. Akhirnya seorang malaikat tak bersayap datang membantu. Ya, pagi itu ternyata ibu gua sudah minta tolong kepada Pak Legiso, tetangga gua depan rumah. Dia baik banget pagi-pagi udah wangi ke rumah gua. Akhirnya setelah semua siap kita pun berangkat. Kita nyari sekolah pake motornya Pak Legiso yaitu motor keren banget saat itu, Honda Kharisma 125 cc dengan fulfilled tangki bensin. Kita berjejer bertiga kayak kue lapis gagal, coklat, putih (gua dulu masih putih), dan kekuningan. Tujuan pertama kita adalah Yayasan Nurusyisyifa. Letaknya ga jauh dari rumah gua, dengan terkulai namun tak ngesot juga pasti sampe. Kita udah ambil brosur dan hampir deal, tapi masih mau liat-liat yang lain, akhirnya kita pun nyari lagi. Namun di perjalanan keluar gerbang yayasan tadi, terdapat pemandangan yang sangat tidak mengenakan yaitu banyak jambul khatulistiwa KW 15 dengan beberapa di antaranya lagi pada ngisep. Ibu gua tanpa pikir panjang langsung membuang brosur tadi dan segera terbang pergi mencari alamat. Kami pun tiba di salah satu sekolah swasta bernama Yayasan Mutiara, disitu lengkap dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA. Karena ibu gua gak pengen gua masuk ke sekolah negeri, dan mencari sekolah terdekat, akhirnya terpilihlah Yayasan Mutiara menjadi sekolah calon anak sukses. Jarak dari rumah ke sekolah gua ya lumayan sekitar  5 menit naik sepeda. Selama sekitar dari TK – SD gua jadi laskar bekasi dengan sepeda BMX. Omong –omong soal BMX, gua pernah jadi jagoan BMX di kampung gua. Rekor perjalanan terjauh saat gua ikut les bola kelas 6 merupakan rekor paling jauh berjarak sekitar 3 km dari rumah. Jadi bolak-balik sekitar 6 km. Tapi believe it or must, badan gua melar abis. Beda sama sekarang, gua udah slim karena pake kozui slimming suite. Rekor ban bocor 14 kali. Rekor nabrak anak kecil 3 kali. Rekor nabrak ibu-ibu bawa belanjaan 5 kali. Dan rekor gua jatoh cukup 2,5 kali. Saat TK gua sangat senang bersosialisasi dengan teman-teman, guru-guru, dan petugas TU. Setiap bayaran gua selalu ingat kedipan petugas TU kepada gua. Di TK setiap hari gua bersama teman-teman sering mengadakan ritual muntah bersama. Gua ingat sekali ada permainan seperti di Ancol berupa Carousel berbentuk cup yang berputar-putar. Tapi kalo di TK bentuknya kayak bunga bangkong, dan putarannya pake manual. Posisinya di tengah jadi posisi duduk melingkari alat putar berupa stir kapal flying dutchman horizontal. Semakin rame, tenaga yang terkumpul juga semakin banyak. Kita putar terus rame-rame semakin kencang dan semakin kencang. “Hoeek!!” korban ke 1 menyerah.. “Hoeeeek!!” korban ke 2 TKO.. dan seterusnya ampe lantai sekitar kita digenangi cairan muntahan. Namun dibalik permainan bodoh menyiksa tersebut, gua menemukan kesimpulan. Bahwasannya efek permainan bunga bangkong sama dengan ketika wanita mengeluarkan tanda-tanda hamil. Efek pertama kepala kita seperti berputar, pusing, kemudian diikuti dengan muntah-muntah. Jadi, buat para lelaki baik original maupun KW yang ingin merasakan bagaimana tanda-tanda hamil, cobalah permainan dari TK gua, permainan bunga bangkong. Saat itu TK gua belum banyak pengikutnya karena para orangtua yang pengen ndaftarin anaknya masih sering shock ngeliat gua dan temen-temen gua bermain bunga bangkong. Sehingga pada waktu itu masih sepi. Kelas A baru ada 2 kelas, begitupun kelas B. Di kelas A maupun kelas B kita belajarnya sama aja, baca, nulis, hitung, dan kadang ngedipin petugas TU. Lantai atas TK gua sering dinaiki oleh anak-anak SD dan anak-anak SD sering menjajah tempat kita. Memang kampret mereka. Semua wilayah kami direbut! Mereka mencuri daerah kami dengan mengencingi batas wilayah antara daerah kami. Suatu ketika gua kesel dan gua ingin merebut kembali daerah gua dan teman-teman TK. Kita waktu itu rame-rame ber-3 memasuki wilayah mereka. “Kak! Kita kan mau di situ, kakak pindah dong” gua masih sangat sopan. “Heh anak kecil..” sambil melepas topi unyu berwarna kuning dari kepala gua. Dia ketawa-tawa, gua mau nangis takut malu akhirnya gua ambil topi gua yang tadi di lempar, gua bersihkan, lalu gua timpuk ke mukanya dia. HAHAHA puas gua dalam hati. Anak SD itu kemudian berdiri dan mukanya jadi tambah jelek banget karena marah. Kita pun perlahan-lahan mundur, mundur, dan akhirnya kabur ke kelas. Ya, kelas kita itu adalah markas teraman dari segala macam musuh yang datang. Setelah kita bersembunyi, akhirnya mereka pun pergi dan kita bersorak-sorai memeriahkan daerah yang kita rebut kembali. Oh iya, bagi masyarakat di Kelas A maupun Kelas B, memiliki uang 1000 Rupiah akan meningkatkan harga diri dan kedudukan sebesar 1000%. Kita akan sangat dihormati namun dibegoin tukang jualan. Maka dari itu, bukan hanya sekedar muntah bersama, di TK atau bahkan di tempat dengan jenjang yang rendah pun, kita semua harus menerapkan sikap yang namanya menghormati dan menghargai orang lain. Jangan mencap buruk  suatu lembaga atau institusi dari salah satu pihak. Dan ingatlah, pendidikan yang sangat dasar bukan dari playgroup, bukan dari TK, dan bukan dari SD, tapi ketika kita menerima arahan yang baik dan luar biasa dari orangtua kita, dari ibu dan bapak.  :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar